Lamming tudangeng (Bugis) Pammempoang (Makassar) Pelaminan
Lamming tudangeng (Bugis) Pammempoang (Makassar) Pelaminan
Nama: Sehrina Arsyad
Kelas: SD3B
Nim: 105401104823
Lamming Tudangeng dalam Budaya Bugis
1. Pengertian Lamming Tudangeng Lamming Tudangeng adalah istilah dalam budaya Bugis yang mengacu pada tradisi perjodohan dan pernikahan. Secara harfiah, kata "lamme" berarti "melamar," sedangkan "tudangeng" berarti "duduk" atau "pertemuan untuk duduk bersama." Secara keseluruhan, Lamming Tudangeng berarti proses duduk bersama untuk membicarakan lamaran pernikahan. Proses ini sangat terstruktur dan penuh dengan tata krama serta adat yang menunjukkan nilai-nilai luhur masyarakat Bugis.
2. Proses Lamming Tudangeng Proses Lamming Tudangeng terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
Mappettu Ada: Ini adalah tahap awal di mana kedua keluarga bertemu untuk mengenal lebih dekat. Keluarga calon pengantin pria mengunjungi keluarga calon pengantin wanita untuk memperkenalkan niat pernikahan.
Mappese’se’: Jika keluarga calon pengantin wanita menyetujui lamaran, tahap ini dilanjutkan untuk membahas berbagai persiapan, seperti mas kawin (dowry) atau dalam bahasa Bugis disebut “doi menre’.”
Menentukan Hari Baik: Setelah kesepakatan dicapai, kedua keluarga akan mencari hari baik untuk melaksanakan pernikahan. Di kalangan masyarakat Bugis, memilih hari baik adalah langkah penting yang diyakini akan membawa keberkahan bagi pasangan.
Mappacci: Upacara adat yang dilakukan sehari sebelum pernikahan. Prosesi ini mengandung makna membersihkan jiwa dan raga kedua mempelai.
3. Nilai-Nilai dalam Lamming Tudangeng
Kehormatan dan Martabat: Dalam budaya Bugis, menjaga kehormatan keluarga adalah hal yang utama. Setiap tahapan dalam Lamming Tudangeng dilakukan dengan penuh tata krama, sebagai wujud penghormatan kepada keluarga calon mempelai.
Musyawarah dan Konsensus: Proses Lamming Tudangeng melibatkan musyawarah antara keluarga besar kedua mempelai. Hal ini menekankan pentingnya mencapai kesepakatan bersama agar keputusan yang diambil sesuai dengan harapan kedua belah pihak.
Kebersamaan dan Gotong Royong: Tradisi pernikahan dalam Lamming Tudangeng menunjukkan adanya kebersamaan dan gotong royong. Setiap anggota keluarga dan masyarakat sekitar turut ambil bagian dalam persiapan acara pernikahan, baik secara tenaga maupun material.
4. Makna Filosofis Lamming Tudangeng Dalam budaya Bugis, Lamming Tudangeng memiliki makna filosofis yang mendalam. Selain sebagai bentuk penyatuan dua individu, Lamming Tudangeng juga merupakan simbol penyatuan dua keluarga besar. Proses ini bukan hanya untuk membina hubungan antar dua orang, tetapi juga mempererat hubungan kekerabatan antar keluarga.
5. Perubahan dalam Tradisi Lamming Tudangeng Dalam perkembangan zaman, beberapa aspek tradisi Lamming Tudangeng mulai mengalami perubahan. Pengaruh modernisasi, pendidikan, serta hubungan lintas budaya telah menggeser beberapa nilai tradisional yang ada. Meski demikian, banyak masyarakat Bugis yang masih berusaha mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka.
6. Kesimpulan Lamming Tudangeng adalah salah satu tradisi pernikahan yang kaya akan nilai-nilai sosial dan kultural dalam masyarakat Bugis. Tradisi ini menekankan pentingnya kesepakatan, kehormatan, dan kebersamaan yang menjadi landasan dalam membangun hubungan antar keluarga.
Pammempoang (Makassar)
1. Pengertian Pammempoang Bunting Pammempoang Bunting adalah tradisi dalam budaya Makassar yang mengacu pada prosesi upacara atau seremonial khusus dalam pernikahan, terutama untuk mempersiapkan dan memberikan nasihat kepada calon pengantin wanita (bunting) menjelang hari pernikahannya. Dalam bahasa Makassar, "pammempoang" berarti "menghiasi" atau "mempersiapkan," sementara "bunting" merujuk pada calon pengantin wanita. Proses ini biasanya mencakup upacara adat yang dilakukan oleh keluarga dan para tetua sebagai bentuk dukungan dan doa.
2. Tahapan dalam Pammempoang Bunting
Mappacci: Upacara ini sering dilakukan sehari sebelum pernikahan sebagai simbol pembersihan jiwa dan raga calon mempelai wanita. Daun pacci (daun sirih) ditempatkan di telapak tangan calon pengantin sebagai simbol restu dan doa untuk kehidupan baru yang akan dihadapi.
Nasihat dan Wejangan: Para orang tua, terutama ibu atau kerabat dekat, memberikan nasihat kepada calon pengantin wanita. Nasihat ini berkisar pada cara menjaga rumah tangga, menghormati pasangan, dan menjaga nama baik keluarga.
Penghormatan kepada Keluarga: Pammempoang Bunting juga menjadi momen di mana calon mempelai wanita memberikan penghormatan kepada keluarganya. Kegiatan ini melibatkan pertemuan keluarga untuk menunjukkan dukungan penuh terhadap calon mempelai.
3. Nilai-Nilai dalam Pammempoang Bunting
Kehormatan dan Keluarga: Tradisi ini mengajarkan calon pengantin untuk memahami pentingnya menghormati keluarga. Ini merupakan bentuk penghormatan terakhir sebagai anak sebelum resmi menjadi bagian dari keluarga lain.
Sehrina Arsyad
Komentar
Posting Komentar